Kasus Tragis Bocah 6 Tahun: Hilang 8 Bulan, Ditemukan Tak Bernyawa, Pelaku Ayah Tiri Sendiri
Kasus hilangnya Alvaro Kiano Nugroho, bocah berusia 6 tahun asal Pesanggrahan, Jakarta Selatan, yang telah menghilang selama delapan bulan lamanya, akhirnya berakhir dengan duka mendalam. Penemuan jasad Alvaro dalam kondisi memprihatinkan di sekitar Kali Cilalay, Tenjo, Bogor, membawa kabar yang lebih mengejutkan dan memilukan. Sosok yang diduga kuat sebagai pelaku penculikan yang berujung pada tewasnya Alvaro ternyata adalah AI, ayah tiri korban sendiri.
Fakta mengerikan ini mengguncang publik, mengingat pelaku seharusnya menjadi pelindung bagi bocah malang tersebut. Siasat licik yang diduga dirancang oleh AI untuk menutupi jejak kejahatannya semakin menambah kepedihan dan kemarahan.
Siasat Licik Ayah Tiri: Pura-pura Mencari, Mengelabui Keluarga
Yang menambah rasa pilu dalam kasus ini adalah bagaimana AI, terduga pelaku, justru menunjukkan sikap yang berlawanan dari perbuatannya. Selama delapan bulan proses pencarian yang dilakukan oleh keluarga, AI justru tampil sebagai sosok yang simpatik dan aktif membantu. Ia bahkan kerap menemani Tugimin, kakek Alvaro, dalam upaya pencarian, termasuk hingga ke wilayah Bogor.
"Kami enggak sangka-sangka bapak tirinya sendiri yang melakukan hal sekeji ini. Alvaro belum punya dosa, kok dijadikan korban? Itu yg sangat disesalkan," ungkap Tugimin dengan nada sedih. Ia menceritakan bagaimana AI sering kali mengajaknya mencari Alvaro hingga larut malam, menelusuri informasi yang didapat. AI juga dilaporkan memiliki hubungan yang terlihat baik dengan Alvaro, sering mengajak bocah itu jalan-jalan atau membelikannya makanan di akhir pekan.
Kebaikan yang ditunjukkan AI kepada keluarga, khususnya kepada Tugimin, kini terasa seperti pengkhianatan yang sangat dalam. "Saya itu enggak sangka, ternyata kebaikan dia itu hanya ibaratnya ya buat kedok saja," ujar Tugimin. Aksi pura-pura ini ternyata telah berlangsung berulang kali. Tugimin menambahkan bahwa AI telah berkali-kali diperiksa oleh pihak kepolisian, namun selalu berhasil berkelit dan menyembunyikan fakta sebenarnya mengenai kondisi Alvaro.
Tugimin juga mengungkapkan adanya perselisihan antara AI dan istrinya, Arumi (ibu kandung Alvaro), yang terkadang melibatkan dirinya. Perselisihan ini biasanya dipicu oleh AI yang marah karena Arumi tidak segera mengangkat teleponnya. AI kerap meminta bantuan Tugimin untuk membujuk Arumi agar mau menjawab panggilannya. Namun, menurut Tugimin, Arumi sering merasa terganggu karena AI menelepon berulang kali saat ia sedang bekerja.
Titik Terang Kasus: Pengakuan Tersangka dan Penemuan Jasad
Titik terang dalam kasus ini baru muncul setelah polisi menetapkan AI sebagai tersangka. Setelah melalui proses interogasi, AI akhirnya menunjukkan lokasi di mana jasad Alvaro ditemukan. Petugas kemudian diarahkan ke kawasan Tenjo, Bogor, yang akhirnya mengarah pada penemuan jasad Alvaro dalam kondisi yang sangat memprihatinkan, hanya menyisakan kerangka.
Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Nicolas Ary Lilipaly, telah membenarkan bahwa ayah tiri Alvaro lah yang menjadi pelaku dalam kejadian penculikan yang berujung maut ini. Sebelumnya, polisi telah menangkap satu tersangka setelah Alvaro, yang hilang sejak Maret, ditemukan tewas.

Kecurigaan Kakek yang Terjawab
Tugimin mengaku sempat merasakan kecurigaan ketika ia mengantarkan dokumen tambahan untuk keperluan penyelidikan di Mapolres Jakarta Selatan. Saat itu, ia mendengar bisikan para penyidik yang mengindikasikan bahwa pelaku penculikan cucunya berada di Mapolres. Ia sempat menanyakan hal tersebut kepada penyidik, namun belum mendapatkan jawaban pasti.
"Saya curiga ada omongannya menjurus ke pelaku itu tadi, ada omongan ‘Oh dia belum tahu,’ terus langsung diem. Pas saya mau pulang, saya salaman dengan penyidik, ‘Pak memang pelaku ada di sini?’ ‘udah’ begitu aja, terus saya pulang,” jelas Tugimin.
Meskipun AI telah diamankan sebagai tersangka, pihak kepolisian masih terus mendalami motif, kronologi lengkap penculikan, serta penyebab pasti tewasnya bocah Alvaro Kiano Nugroho.
Kronologi Hilangnya Alvaro Kiano Nugroho
Alvaro Kiano Nugroho, yang saat itu berusia 6 tahun, dilaporkan hilang diduga diculik di daerah Pesanggrahan sejak Kamis, 6 Maret 2025. Selama delapan bulan terakhir, ibunda Alvaro, Arumi, terus berjuang mencari keberadaan putranya yang terakhir terlihat di Masjid Jami Al Muflihun, Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Diketahui, kedua orang tua kandung Alvaro telah lama bercerai. Ayah kandung Alvaro saat ini sedang menjalani hukuman penjara terkait kasus narkoba di Lapas Cipinang. Sementara itu, sang ibunda telah menikah lagi.
Menurut Tugimin (71), kakek korban, awal mula hilangnya Alvaro bermula ketika seseorang mengaku sebagai ayah Alvaro mendatangi masjid tempat Alvaro sedang menunaikan ibadah salat. Informasi mengenai kedatangan pria tersebut baru diketahui Tugimin dari marbut masjid tiga hari setelah Alvaro dinyatakan hilang.
"Itu ada orang datang, ditanya sama marbut, 'Pak, cari siapa?' 'Cari anak saya. Alvaro katanya kalau shalat di masjid sini.' 'Itu ada anaknya di atas.' Kata marbut begitu," ungkap Tugimin. Namun, marbot masjid tidak dapat memastikan wajah pria yang mengaku sebagai ayah Alvaro tersebut karena tidak terlalu memperhatikan.
Setelah berbuka puasa dan waktu salat Maghrib, Alvaro tak kunjung pulang. Tugimin awalnya tidak merasa curiga karena cucunya memang kerap bermain sepak bola bersama teman-temannya di malam hari. Namun, kecurigaan muncul ketika ia menyadari Alvaro belum pulang hingga pukul 21.30 WIB.
Tugimin, seorang pensiunan petugas pemadam kebakaran, segera mendatangi lokasi terakhir Alvaro terlihat dan juga teman-teman bermainnya. Sayangnya, upaya pencarian ini tidak membuahkan hasil. Kondisi CCTV di lokasi terakhir Alvaro terlihat juga dilaporkan rusak, sehingga menyulitkan pihak kepolisian dalam mengumpulkan bukti visual.

Selain memeriksa CCTV, aparat kepolisian juga mengumpulkan keterangan dari saksi, baik dari pihak keluarga maupun pengurus masjid. Polisi juga berencana meminta keterangan dari ayah kandung Alvaro.
Karena kepanikan, Tugimin melaporkan kejadian ini ke Polsek Pesanggrahan. Namun, petugas menyarankan untuk menunggu 1x24 jam sebelum laporan resmi dibuat. Laporannya akhirnya teregistrasi dengan nomor LP/1186/B/III/2025/PMJ/Res Jaksel.
Melalui berbagai platform, termasuk akun pribadi dan instansi Polsek Pesanggrahan, poster orang hilang Alvaro terus dibagikan. Berbagai informasi dari warganet telah diterima, namun belum ada titik terang yang signifikan.
Polisi telah memperluas area pencarian hingga ke Cilegon, Banten, dan bahkan Batam, Kepulauan Riau, berdasarkan petunjuk dari warga. Tim kepolisian telah mendatangi lokasi-lokasi tersebut, namun jejak Alvaro belum juga ditemukan hingga akhirnya terungkapnya kasus ini dengan pelaku yang paling tidak disangka.