12 Kasus HIV Baru di Bangka Selatan, Laki-Laki Menjadi Kelompok Utama

Erlita Irmania
0
12 Kasus HIV Baru di Bangka Selatan, Laki-Laki Menjadi Kelompok Utama

Penyebaran HIV di Kabupaten Bangka Selatan

Dalam kurun waktu Januari hingga September 2025, Dinas Kesehatan mencatat 12 kasus baru HIV terdeteksi di Kabupaten Bangka Selatan. Dari kasus tersebut, delapan orang kini menjalani pengobatan aktif, sementara empat orang meninggal dunia akibat komplikasi penyakit. Angka ini menunjukkan bahwa penyebaran HIV masih terus terjadi di wilayah tersebut.

Kelompok lelaki suka lelaki (LSL) menjadi dominasi dalam angka penderita HIV. Karena karakter komunitasnya yang cenderung tertutup, mereka sulit dijangkau oleh layanan kesehatan secara konvensional. Hal ini mendorong pemerintah daerah untuk melakukan strategi jemput bola melalui layanan mobile Voluntary Counseling and Testing (VCT). Upaya ini dilakukan untuk melakukan tes HIV terhadap komunitas LSL.

Secara kumulatif sejak tahun 2010 hingga September 2025, tercatat 83 warga Kabupaten Bangka Selatan terinfeksi HIV. Dari jumlah tersebut, 54 orang tengah menjalani pengobatan secara rutin. Sebanyak 14 orang lainnya dinyatakan meninggal dunia dan 15 orang gagal dipantau atau hilang tindak lanjut. Penularan kasus HIV baru paling banyak disebabkan oleh hubungan seksual berisiko, terutama pada kelompok LGBT, dengan LSL sebagai penyumbang utama.

Penambahan kasus ini memperkuat sinyal bahwa penyebaran HIV masih terus terjadi. Meski beberapa kasus juga ditemukan pada anak-anak akibat penularan dari ibu ke anak, mayoritas pasien yang terdeteksi di tahun ini berasal dari kalangan muda dan usia produktif, yakni 18 tahun ke atas.

Selain penemuan kasus baru, pihaknya turut menghadapi tantangan dalam pemantauan pasien yang sudah terdiagnosis. Sebanyak 15 penderita HIV dinyatakan gagal follow up karena tidak lagi datang untuk kontrol atau berpindah domisili tanpa informasi. Ketika pasien berhenti berobat, risiko penularan ke orang lain akan semakin besar.

Dirinya memprediksi angka kasus HIV berpotensi terus meningkat mengingat perilaku seksual menyimpang masih marak di masyarakat. Edukasi terus dilakukan agar populasi penderita HIV mau memeriksakan diri. Terutama bagi masyarakat yang melakukan hubungan seksual secara bergonta-ganti pasangan, serta berisiko tinggi HIV. Pemeriksaan HIV dapat dilakukan secara gratis di puskesmas maupun rumah sakit dengan identitas dirahasiakan.

Perluasan Edukasi dan Validasi Data

Sebelumnya, Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dr. Ria Agustine, MKes menegaskan perlunya memperluas edukasi terkait HIV kepada masyarakat, terutama generasi muda. Hal ini disampaikannya saat membuka Pertemuan Validasi Data Viral Load HIV Tahun 2025.

Menyoroti meningkatnya kasus HIV di Babel, Ria merinci kasus HIV AIDS di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Secara kumulatif, orang dengan HIV (ODHIV) hidup dan mengetahui status HIV dari target 87 persen dengan capaian sebanyak 1.971 orang (70 persen). Persentase ODHIV yang sedang menjalani terapi antiretroviral (ODHIV on ART) berjumlah 1.369 orang atau sekitar 69 persen.

Capaian pemeriksaan viral load sebanyak 922 tes, dengan persentase 67 persen dari ODHIV on ART sampai dengan Oktober 2025, dengan hasil 875 tersupresi dan 47 tidak tersupresi. Capaian ini sudah melewati dari target 65 persen yang telah ditetapkan. Validasi data merupakan tahapan yang penting untuk memastikan mutu pelaporan program HIV di daerah.

Skrining di Kawasan Black Jack

Sejumlah petugas kesehatan mendatangi kawasan lokalisasi alias tempat hiburan malam Black Jack, Toboali, Kabupaten Bangka Selatan. Mengenakan rompi identitas, mereka tampak sibuk menyiapkan alat tes cepat pemeriksaan penyakit infeksi menular seksual (IMS).

Sementara satu per satu wanita pekerja seks (WPS) di lokalisasi itu mengikuti pemeriksaan atau tes skrining. Di sela pemeriksaan, mereka turut menerima paket alat kontrasepsi sebagai bagian dari upaya pencegahan penularan penyakit dan peningkatan perlindungan kesehatan reproduksi.

Kegiatan mobile VCT difokuskan pada populasi kunci, khususnya WPS yang berada di lokasi tersebut. Pemeriksaan tidak hanya terbatas pada HIV, tetapi juga mencakup IMS serta sifilis dengan menggunakan metode rapid test atau tes cepat. Hasil pemeriksaan tidak akan diumumkan secara terbuka. Petugas akan menyampaikan hasil secara individual kepada masing-masing peserta dalam waktu dekat.

Kegiatan mobile VCT menjadi langkah strategis untuk mencegah penyebaran HIV sejak dini. Semakin cepat seseorang mengetahui status kesehatannya, maka semakin cepat pula penanganan medis dapat dilakukan. Dengan demikian risiko penularan HIV maupun IMS lainnya dapat ditekan.

Antusiasme Masyarakat

Melalui kegiatan ini, Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan berharap dapat menekan potensi penyebaran HIV sejak dini. Termasuk memperluas jangkauan layanan kesehatan, serta membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dan pencegahan penyakit menular.

Strategi jemput bola ini diharapkan mampu menjadi benteng awal dalam menjaga kualitas kesehatan masyarakat secara berkelanjutan. Pemerintah akan terus menjangkau titik-titik lain yang dinilai memiliki potensi risiko penularan tinggi, terutama wilayah yang terdapat populasi kunci.

Antusiasme kelompok sasaran terhadap kegiatan ini tergolong tinggi. Populasi kunci yang berada di lokasi hiburan justru menunjukkan kesadaran yang baik terhadap pentingnya kesehatan. Kita akan melakukan upaya jemput bola untuk populasi kunci. Selain itu, masyarakat bisa tes HIV secara gratis di Puskesmas terdekat.

Posting Komentar

0 Komentar

Posting Komentar (0)
3/related/default