
Super League Indonesia: Statistik Penonton Hingga Pekan Ke-14
Super League Indonesia, kompetisi kasta tertinggi sepak bola nasional, kini memasuki pekan ke-14 musim 2025/2026. Liga ini menjadi panggung bagi 18 klub terbaik di Indonesia, mulai dari Persija Jakarta, Persib Bandung, hingga Borneo FC Samarinda. Setiap klub menjalani jumlah laga kandang yang berbeda di 14 pekan pertama, dengan beberapa klub sudah bermain delapan kali di markas sendiri, sebagian tujuh kali, dan sebagian lainnya enam atau bahkan lima kali.
Meskipun jumlah laga kandang bervariasi, data penonton tetap menjadi indikator penting dalam mengukur popularitas sebuah klub. Dalam sepak bola profesional, statistik kehadiran penonton tidak hanya mencerminkan loyalitas suporter, tetapi juga menggambarkan kekuatan komersial klub—dari penjualan tiket, merchandise, hingga daya tarik sponsor.
Menurut data Transfermarkt, total penonton yang hadir di stadion Super League hingga pekan ke-14 mencapai 742.091 penonton, dengan rata-rata 7.000 penonton per laga, atau 27,6 persen tingkat keterisian stadion secara keseluruhan.
Klub dengan Jumlah Penonton Terbanyak
Persija Jakarta masih mendominasi jumlah penonton di kompetisi. Bermain di Jakarta International Stadium (JIS) yang berkapasitas 82.000 penonton, Macan Kemayoran berhasil mengumpulkan 142.013 penonton dari lima laga kandang. Rata-rata 28.403 penonton per laga membuat Persija tetap menjadi magnet besar bagi publik ibu kota.
Persebaya Surabaya dan Persib Bandung menguntit di belakang. Persebaya Surabaya, dengan Stadion Gelora Bung Tomo, menarik 109.313 penonton dari enam laga kandang, sementara Persib Bandung, dengan Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), berhasil menarik 101.940 penonton dari lima laga kandang.
Borneo FC Samarinda menempati posisi empat dengan 56.255 penonton yang hadir di Stadion Segiri. Meski kapasitas stadion hanya 13.000, angka ini menunjukkan antusiasme luar biasa dari publik Samarinda.
PERSIS Solo dan Bali United juga memberikan kejutan. PERSIS Solo mampu menarik 51.656 penonton dari enam laga kandang, sedangkan Bali United mencatat 50.742 penonton dari enam laga kandang.
Klub dengan Kapasitas Stadion Kecil
PSIM Yogyakarta dan Semen Padang menempati posisi tengah. PSIM Yogyakarta mencatat 37.945 penonton dari enam laga kandang di Stadion Sultan Agung, sementara Semen Padang berhasil mencatat 32.048 penonton dari enam laga kandang.
Persijap Jepara dan Bhayangkara Presisi Lampung FC juga memiliki jumlah penonton yang stabil, meski kapasitas stadion mereka jauh lebih kecil.
Klub dengan Jumlah Penonton Terendah
Di bagian bawah, Arema FC dan PSM Makassar mencatat jumlah penonton yang lebih rendah. Malut United, Persita Tangerang, Persik Kediri, dan Dewa United Banten FC juga memiliki jumlah penonton yang lebih sedikit. Dewa United berada hampir di dasar dengan hanya 8.105 penonton dari tujuh laga kandang.
Posisi terakhir diisi oleh PSBS Biak, yang baru mengumpulkan 344 penonton dari tiga laga kandang di Maguwoharjo Stadium.
Urutan Klub Berdasarkan Jumlah Penonton Hingga Pekan 14
Berikut adalah urutan klub berdasarkan jumlah penonton hingga pekan ke-14:
- Persija Jakarta — 142.013
- Persebaya Surabaya — 109.313
- PERSIB Bandung — 101.940
- Borneo FC Samarinda — 56.255
- PERSIS Solo — 51.656
- Bali United — 50.742
- PSIM Yogyakarta — 37.945
- Semen Padang — 32.048
- Persijap Jepara — 28.839
- Bhayangkara Presisi Lampung FC — 23.992
Mengapa Statistik Penonton Sangat Krusial?
Jumlah penonton menjadi bagian penting dalam ekosistem sepak bola. Kehadiran fans secara langsung mempengaruhi:
-
Pendapatan klub
Tiket pertandingan, merchandise, kuliner stadion, dan sponsor sangat dipengaruhi jumlah penonton. -
Suasana pertandingan
Klub dengan basis fans besar biasanya lebih kuat di kandang karena atmosfir stadion yang menekan lawan dan memberi motivasi bagi pemain. -
Branding dan eksposur
Klub dengan penonton tinggi biasanya lebih menarik bagi pemodal, sponsor, dan media nasional. -
Evaluasi penyelenggara liga
Tingkat keterisian stadion menjadi indikator sukses tidaknya kompetisi dalam menarik minat publik.
Tentang Stadion Segiri
Stadion Segiri, tempat bermarkasnya Borneo FC Samarinda, dibangun pada masa yang bersamaan dengan pembangunan Balai Kota Samarinda pada sekitar tahun 1960-1970. Pada tahun 2005 dilakukan renovasi menyeluruh sebagai persiapan pelaksanaan PON XVII/2008. Stadion Segiri Samarinda ini dimiliki Pemerintah Kota Samarinda.
Sebelum menjadi kandang bagi Borneo FC, Stadion Segiri pernah menjadi markas bagi klub Putra Samarinda pada tahun 1990-an dan Persisam Putra pada tahun 2000-an. Kedua klub tersebut kini dilebur menjadi satu dan bermarkas di Stadion Utama Kaltim, Palaran.
Stadion Segiri Samarinda memiliki daya tampung 13 ribu penonton dari dua tribun yang mereka miliki. Tekstur tribun utara, selatan, dan timur berdiri dalam satu bangunan, sedangkan tribun barat, yang merupakan tribun tertutup atau biasa disebut tribun VIP, memiliki 7.600 kapasitas tempat duduk.