
Antara Kantor, Keluarga, dan Kewarasan yang Menipis
Pernahkah Anda bangun pagi, melihat jam, lalu bertanya pada diri sendiri: "Aku ini mau pulang atau mau berangkat kerja?" Jika iya, kemungkinan besar Anda bekerja di kantor yang jam kerjanya fleksibel—dalam arti bisa pulang kapan saja, asal masih dalam hari yang sama. Dan di dalam kantor seperti itulah, sering lahir konsep yang katanya modern workplace culture: bahwa rekan kerja adalah keluarga kedua.
Di poster-poster motivasi dinding kantor tertulis manis:
"We are not just coworkers. We are family."
Padahal dalam praktiknya, keluarga macam apa yang saling menghindari telepon saat HR menanyakan siapa yang mau jadi panitia acara? Tapi meski begitu, ada benarnya juga. Kantor memang tempat di mana Anda: makan bersama, stress bersama, kadang gosip bersama, dan saling menguatkan ketika kena tegur atasan bersama.
Jadi mari kita bahas, dengan penuh humor, logika absurd, dan kejujuran tanpa filter: benarkah teman kantor itu keluarga kedua?
Ciri-Ciri Bahwa Teman Kantor Sudah Seperti Keluarga Kedua
Tidak Butuh Basa-Basi Lagi
Di dunia kerja, basa-basi adalah seni bertahan hidup. Namun, jika sudah seperti keluarga, kalimat-kalimat berikut akan sering terdengar:
- "Eh, kopi lu mana? Ambil sana, gue males bangun."
- "Gue numpang WiFi hotspot ya, kuota gue tinggal doa."
- "Muka lu kenapa kayak abis ujian nasional?"
- "Lu kenapa online tapi nggak bales chat?"
Tidak ada small talk, yang ada hanya small patience.
Saling Meminjam Barang Tanpa Izin
Inilah tanda keluarga. Di rumah:
"Ma, siapa pake charger aku?!"
Di kantor:
"Siapa minjem stapler gue? Baru gue taro detik ini juga!"
Jika di kantor Anda hilang stapler, bolpoin, gunting, hingga selotip... bukan pencurian. Itu tanda cinta. Anda sudah dianggap keluarga, dan properti Anda otomatis menjadi milik bersama.
Gosip Bersama sebagai Ritual Pemersatu
Di keluarga ada acara arisan. Di kantor ada acara gosip mingguan. Misalnya:
- Gosip tentang atasan.
- Gosip tentang klien.
- Gosip tentang rekan kerja yang katanya mau resign padahal cuma menghela napas lebih keras dari biasanya.
Dan lucunya, gosip kantor ini tidak pernah selesai. Selalu ada season 2. Bahkan spin-off.
Drama yang Hanya Terjadi di "Keluarga Kantor"
Drama Rebutan AC
Ada dua kelompok:
- Kaum Khilafuddin - mereka yang dingin adalah surga.
- Kaum Suffering - mereka yang kedinginan sampai mengetik dengan tangan beku.
Pertikaian ini lebih tua dari konflik antar divisi. Tidak ada solusinya. Seperti keluarga, setiap hari ada yang protes.
Reuni Tidak Resmi di Pantry
Pantry itu seperti ruang keluarga. Tempat curhat, tempat kabur, tempat menyusun strategi bertahan hidup. Percakapan klasik:
"Aduh, apa gue resign aja ya?"
"Habis dapat gaji ngomong gitu lagi ya?"
Ini bukan kantor. Ini komedi situasi.
Perang Terselubung Saat Meeting Online
Meeting online membuat semuanya lebih jujur dalam bentuk paling tidak sopan. Contoh:
- Kamera mati, karena muka Anda "belum siap sosial."
- Mikrofon mati, padahal sebenarnya Anda lagi makan.
- Jawab pertanyaan lima menit sekali hanya untuk memastikan Anda "masih dianggap ada."
Mirip kumpul keluarga: Hadir sih, tapi jiwa Anda tidak di ruangan.
Tipe-Tipe "Anggota Keluarga" di Kantor
Si Kakak Bijak
Orangnya sabar. Pengetahuan luas. Kerjanya beres. Tapi tidur cuma 3 jam sehari. Dialah tempat curhat, tempat tanya, tempat minta revisi, tempat minta tolong. Kalau dia resign, kantor tutup.
Si Adik Bungsu yang Selalu Lapar
Dia baru masuk, masih polos, masih lucu, masih semangat. Lalu disuruh revisi 17 kali. Biasanya sering ditanya:
"Kamu udah makan belum?"
Karena kalau dia lapar, performanya turun jadi robot rusak.
Si Kakek-Kakek Berpengalaman
Dia sudah kerja lebih lama dari usia kantor itu sendiri. Ketika Anda panik:
"Deadline jam 3! Gimana?!"
Dia cuma jawab:
"Sabar, Nak..."
Lalu entah bagaimana, masalah selesai tanpa dia mengetik apa pun.
Si Om Tukang Gosip
Tahu semua hal dari semua divisi. Kadang informasi dia lebih up-to-date daripada HR. Kalau dia datang sambil bilang, "Eh, lu udah denger belum?" Anda tahu hidup Anda akan lebih berwarna.
Si Tante Bawel tapi Penyelamat
Dia cerewet, kadang ikut semua urusan. Tapi tanpa dia, ulang tahun orang kantor tidak akan pernah dirayakan. Kadang menyebalkan, kadang menyenangkan. Seperti keluarga betulan.
Ritual-Ritual Unik dalam "Keluarga Kantor"
Rayakan Ulang Tahun Diam-Diam
Ini selalu aneh. Ulang tahun sendiri, tapi pura-pura tidak tahu. Padahal semua orang kantor sudah tahu, bahkan sebelum Anda tahu.
"Eh, lu jangan ke pantry dulu."
"Kenapa?"
"Rahasia."
Makan Siang Bareng: Perekat Keluarga
Makan siang kantor itu seperti rapat keluarga yang sesungguhnya. Di situ masalah dibahas, gosip beredar, strategi bertahan hidup dibangun. Keputusan-keputusan krusial lahir di jam makan siang. Bahkan rencana resign pun biasanya dimulai dari diskusi ini.
Saling Pinjam Obat Seperti Sesama Warga Kos
Sakit kepala? Ada yang punya paracetamol. Sakit perut? Ada yang punya obat herbal rahasia. Masuk angin? Ada yang bawa minyak angin aroma lavender ala CEO muda. Konsultasi kesehatan tanpa biaya. Benar-benar keluarga.
Konflik Internal yang Lebih Besar dari Konflik Keluarga Asli
Perang Tak Berkesudahan: Si Rajin vs Si Santai
Selalu ada dua kubu:
- Si Rajin: masuk pagi, pulang paling terakhir.
- Si Santai: masuk pagi juga, tapi pulang jam pikiran mereka pergi paling duluan.
Mereka saling memandang dengan kebingungan eksistensial:
"Kok bisa ya hidup kayak gitu..."
Drama Lembur Nasional
Ketika ada lembur, dua jenis orang muncul:
- Yang woles: "Ya udah, lembur aja. Dapet makan gratis."
- Yang sudah hilang jiwa: "Hahaha saya lembur lagi... tiap hari lembur... ini hidup apa simulasi?"
Chat Grup yang Tidak Pernah Mati
Grup kantor itu penuh kesalahpahaman.
HR:
"Besok rapat jam 10 ya."
Anggota grup lain: read 36 orang.
Tidak ada yang jawab. Satu jam kemudian, ada yang tanya:
"Besok rapat jam berapa ya?"
Titik Terendah yang Membuat Anda Merasa Kantor Memang Keluarga
Ketika Anda Stress, Mereka yang Paham
Keluarga rumah mungkin bertanya:
"Kamu kenapa?"
Tapi teman kantor bertanya:
"Apa lagi yang bikin lu stress? Klien itu? Deadline itu?"
Mereka paham konteks. Mereka saksi hidup Anda.
Ketika Ada Masalah, Mereka Kompak Membantu
Printer error? Komputer hang? Excel nge-freeze? Deadline tinggal 10 menit? Tidak ada sistem kekeluargaan yang lebih solid daripada tim kantor yang panik bersama.
Ketika Anda Tidak Masuk Sehari Saja...
Notifikasi langsung datang:
"Lu sakit?"
"Lu kenapa?"
"Lu beneran nggak masuk?"
"Lu di mana? Ada klien nyari nih."
Penuh perhatian sekaligus penuh tekanan. Ciri keluarga kantor sejati.
Kesimpulan Tidak Masuk Akal tetapi Masuk Hati
Apakah teman kantor adalah keluarga kedua? Jawabannya... kadang iya, kadang tidak, kadang tergantung siapa yang traktir makan siang. Tapi satu hal pasti: Ketika Anda menghabiskan sepertiga hidup bersama mereka, berbagi stress, tawa, gosip, dan perjuangan, otomatis mereka mendapat porsi dalam hidup Anda yang tidak bisa dihindari.
Keluarga tidak harus satu darah. Kadang keluarga itu:
yang bantu cari file hilang,
yang bilang "udah santai aja,"
yang minjemin charger,
yang ngajak makan 11 kali sehari,
yang ketawa saat Anda salah kirim chat ke grup umum,
dan yang tetap ada meski kerjaan jungkir balik.
Itulah keluarga teman kantor. Bentuk cinta yang absurd, berisik, sarkastik, tapi nyata.