
Penemuan Jasad Alvaro Kiano Nugroho dalam Kondisi Memprihatinkan
Kasus hilangnya Alvaro Kiano Nugroho (6 tahun), bocah asal Pesanggrahan, Jakarta Selatan, akhirnya menemukan titik terang setelah jasadnya ditemukan dalam kondisi tinggal kerangka di sekitar Kali Cilalay, Tenjo, Bogor. Kejadian ini memicu rasa sedih dan kekecewaan dari pihak keluarga, yang selama delapan bulan berusaha mencari keberadaan Alvaro.
Alvaro menghilang pada Kamis, 6 Maret 2025, saat ia sedang bermain di masjid dekat rumahnya. Sejak saat itu, keluarga dan pihak kepolisian terus melakukan pencarian, tetapi tidak ada kabar yang jelas tentang nasib anak tersebut. Akhirnya, setelah proses penyelidikan yang panjang, polisi berhasil menetapkan satu orang sebagai tersangka dalam kasus ini.
Tersangka yang ditetapkan adalah AI alias Alex Iskandar, ayah tiri dari Alvaro sendiri. Setelah diinterogasi, AI akhirnya memberikan informasi mengenai lokasi jasad Alvaro. Penyidik kemudian menuju kawasan Tenjo, Bogor, dan akhirnya menemukan jasad Alvaro dalam kondisi memprihatinkan.
Pengakuan dari Keluarga
Tugimin, kakek korban, mengungkapkan bahwa ia sempat curiga ketika mengantarkan dokumen tambahan untuk keperluan penyelidikan. Saat itu, ia mendengar penyidik saling berbisik bahwa pelaku penculikan cucunya ada di Mapolres Jakarta Selatan. Meski ia bertanya, penyidik belum memberikan jawaban pasti.
“Saya curiga ada omongannya menjurus ke pelaku itu tadi, ada omongan ‘Oh dia belum tahu,’ terus langsung diem. Pas saya mau pulang, saya salaman dengan penyidik, ‘Pak memang pelaku ada di sini?’ ‘udah’ begitu aja, terus saya pulang,” ujar Tugimin.
Selain itu, Tugimin juga menyampaikan bahwa AI, sang ayah tiri, sempat berakting sebagai sosok yang membantu keluarga. Bahkan, AI sering ikut mencari Alvaro hingga ke wilayah Bogor. Ia bahkan membeli makanan atau mengajak Alvaro jalan-jalan pada akhir pekan.
Namun, semua tindakan baik AI ternyata hanya sebagai kedok. Menurut Tugimin, kebaikan yang ditunjukkan oleh AI hanya untuk menyembunyikan niat jahatnya. “Saya itu enggak sangka, ternyata kebaikan dia itu hanya ibaratnya ya buat kedok saja,” ucap Tugimin dengan nada sedih.
Kronologi Hilangnya Alvaro
Awal mula kehilangan Alvaro berawal dari kehadiran seorang pria yang mengaku sebagai ayah dari Alvaro di Masjid Jami Al Muflihun, Bintaro, Pesanggrahan. Informasi ini baru diketahui oleh Tugimin tiga hari setelah Alvaro dinyatakan hilang.
Setelah berbuka puasa dan waktu shalat Maghrib, Alvaro tidak kunjung pulang. Tugimin awalnya tidak curiga karena sang cucu sering bermain sepak bola bersama teman-temannya. Namun, setelah beberapa jam, ia mulai merasa khawatir dan segera mencari keberadaan Alvaro.
Sayangnya, CCTV di lokasi terakhir Alvaro rusak, sehingga sulit untuk melacak pergerakannya. Pihak kepolisian juga memeriksa keterangan saksi dari pihak keluarga maupun pengurus masjid. Meskipun begitu, pencarian masih terus dilakukan.
Upaya Pencarian yang Dilakukan
Polisi telah memperluas pencarian Alvaro ke berbagai daerah seperti Cilegon, Banten, hingga Batam, Kepulauan Riau, setelah menerima petunjuk dari warga. Namun, sampai saat ini, belum ada jejak jelas yang ditemukan.
Laporan kehilangan Alvaro teregistrasi dengan nomor LP/1186/B/III/2025/PMJ/Res Jaksel. Melalui akun pribadi maupun instansi Polsek Pesanggrahan, poster orang hilang terus dibagikan. Beberapa petunjuk juga datang dari warganet, tetapi belum ada hasil yang memuaskan.
Penangkapan Pelaku
Setelah proses penyelidikan yang panjang, polisi akhirnya menetapkan AI sebagai tersangka dalam kasus ini. Pihak kepolisian masih terus mendalami motif, kronologi lengkap penculikan, serta penyebab pasti tewasnya bocah Alvaro Kiano Nugroho.
Kapolsek Pesanggrahan, AKP Seala Syah Alam, membenarkan bahwa ayah tiri Alvaro lah yang menjadi pelaku dalam kejadian penculikan berujung maut ini. Meski demikian, identitas pelaku dan kronologi lengkap masih dalam penyelidikan lebih lanjut.